Breaking News

Monday, 13 October 2014

Sedikit Reportase Dari Satu Dekade Rock In Solo 2014

Dua hari telah berlalu semenjak diadakannya acara tahunan di kota Solo bernama Rock In Solo, namun hingga hari ini euforianya masih terasa. Sebuah festival musik metal yang telah ada sejak tahun 2004 hingga sekarang yang memasuki tahun ke sepuluhnya dengan mengangkat tema Decade Of Rebellions. Dinamakan demikian karena memperingati sepuluh tahunnya Rock In Solo yang tetap ada, tetap berusaha menjadi bagian budaya dari kota Solo dan tetap hadir memuaskan pecinta musik rock tidak hanya di Solo dan sekitarnya, tapi juga untuk semua dari seluruh Indonesia.

Rock In Solo 2014 mengambil tempat di sebuah situs sejarah dikota Solo yaitu benteng Vastenburg. Festival metal yang dilakukan dalam benteng? hemm pasti sangat keren dan seru, begitu yang pertama terlintas dipikiran saya ketika mengetahui RIS tahun ini diadakan disitu. Bangunan tua yang didirikan dari tahun 1745 itu disulap menjadi venue festival metal dengan banyak booth merchandise, foodcourt, mushola dan 1 panggung utama. Terdapat juga 'wall of fame' yang berisi artwork dari tiap edisi RIS. Adanya 'wall of fame' itupun dimanfaatkan pengunjung untuk berfoto-foto mengabadikan momen nge'gigs. Untuk acara sendiri baru dimulai pukul 12 siang yang dibuka oleh band asal Kalimantan, Piston dan selanjutnya Fraud. Panas terik di venue kala itu bersuhu sekitar 35 derajat celcius tapi itu tak mengurungkan semangat crowd yang rela panas-panasan menghitamkan kulit untuk moshing didepan stage. Sepanjang siang hingga sore penampilan band bergantian memanaskan moshpit, seperti Biang Kerock, Salahudin Al Ayubi, Warkvlt, Rising The Fall, Godless Symptoms. Kemudian band slamming lawas asal Bandung yakni Disinfected menjajal penampilan pertamanya di Rock In Solo, membuat penonton tak tanggung-tanggung berdansa ditengah debu. Kemudian band metalcore yang akhir-akhir ini banyak diperpincangkan, Revenge The Fate naik stage dan membawakan lagu dari album debut mereka. Penampilan yang cukup apik berhasil menarik massa lebih banyak untuk berkumpul didepan stage. Rata-rata band disini bermain selama kurang lebih 25 menit, dan itu agaknya tepat waktu sesuai rundown yang telah diumumkan sebelumnya.

Matahari sudah condong ke arah barat menuju senja, dan penampilan penutup sebelum jeda magrib adalah Siksa Kubur, band deathmetal teraktif di Indonesia. Bagaimana tidak aktif? karena mereka membuat album lalu menjalani konser promo album, setelah selesai tur mereka kemudian buat album baru lagi :D. Penggeberan tembang penyayat gendang telinga tuntas dilaksanakan Siksa Kubur kepada ribuan penonton yang hadir. Break maghrib, semua aktivitas diatas panggung berhenti, orang-orang melaksanakan sholat maghrib, ada juga yang mengisi perut dengan jajan di foodcourt. Setelah jeda maghrib selama 30 menit, acara dilanjutkan kembali. Down For Life sebagai tuan rumah yang baik menjamu para tamu (penonton) yang datang dari luar kota untuk turut bersenang-senang bersama metalhead Solo sekitarnya. Penampilan selanjutnya adalah Revenge dan Death Vomit. Bagi saya, Death Vomit itu salah satu band lokal yang sudah saya tunggu di Rock In Solo. Sound deatmetal dari album terbaru Forging A Legacy sangat terasa segar dan lebih cepat. Penampilannya pun tak mengecewakan, hampir seluruh penonton di Vastenburg malam itu tersita oleh Devo. Dan satu lagi line up yang saya tunggu sekaligus menjadi penutup band lokal yang tampil di RIS malam itu. Sang legenda yang menjadi pioner musik rock Indonesia ialah Edane. Secara edan-edanan mereka tampil. Eet Sjahranie dan Ervin Nanzabakri bahkan berlarian kesana kemari diatas panggung, sungguh stage act yang sangat bagus dari band setua itu.



Bicara mengenai tua, mungkin belum sebanding sama raja deathmetal asal Inggris yang bernama Carcass. Mereka adalah headliner utama dari gelaran Rock In Solo 2014. Mengingat usia band mereka yang hampir 30 tahun, maka tak heran penonton di RIS malam itu banyak orang-orang tua yang mungkin masa mudanya menggemari Carcass. Set panggung dirubah oleh kru Carcass menjadi ala Surgical Steel. Setelah persiapan yang lumayan lama, akhirnya jam 10, Jeff Walker, Bill Steer, Daniel Wilding, Ben Ash hadir keatas stage. Sorak riuh penonton seisi benteng menyambut mereka. Mereka sangat baik mengawali dan menjalani performnya malam itu. Ditengah-tengah jeda, sang vokalis Jeff Walker mengungkapkan kesenangannya bisa bermain untuk pertama kali di Indonesia. Sempat juga dia menyinggung Jokowi sebagai 'The first heavy metal president", lalu dia berceloteh dengan candaannya. Mungkin yang paling diingat penonton Rock In Solo 2014 kemarin malam adalahe ketika Jeff menyapa "selamat sore" dan berkata "aku cinta kamu". Dengan penuh antusias penonton menyambut ucapannya. Tapi nampaknya malam itu para penonton sudah nampak kelelahan, itu terlihat dari sedikitnya 'keributan' dalam moshpit. Bahkan Jeff Walker sampai menyuruh penonton bergerak, "come on, it's not sleep in solo, but it's rock in solo!". Berkali kali juga Jeff memberi penonton air mineral agar penonton pulih dari lelahnya dan kembali gila-gila'an bersama Carcass. Tanpa mengurangi tensi, legenda death/grind itu menghajar habis dan menuntaskan pesta hingga tengah malam. Total ada sekitar 12 lagu yang dibawakan Carcass malam itu. Di akhir acara keempat personel mengucapkan terima kasih untuk semua yang hadir menyukseskan Rock In Solo 2014.

Tepat tengah malam acara benar-benar berakhir. Sebuah pesta yang penuh dengan kesenangan, kejutan, dan pencapaian. Rasanya sangat puas berpesta hingga larut malam walau tenaga habis terkuras untuk 'headbang' bersama teman-teman. Cukup sekian dari reportase yang sedikit dari saya tentang Rock In Solo 2014 yang dilaksanakan 11 Oktober kemarin. Maaf kalo ada atau banyak kata yang salah dalam tulisan saya, hehe.. akhir kata "Sampai jumpa lagi di Rock In Solo tahun depan!" :) #cheers
Read more ...

Monday, 15 September 2014

Sedikit Catatan Danilla Dan Telisik Jawa Tengah


Sebuah pentas kecil tapi istimewa terjadi kemarin malam. Rasanya lama sekali saya tak melihat live perform sesederhana dan sesantai itu. Justru dengan suasana seperti itulah yang membuat acara tur Danilla "Telisik Jawa Tengah" terasa semakin intim. Kemarin malam adalah tur Telisik Jawa Tengah chapter Solo, digagas oleh The Think bertajuk Pop Case Scenario. Dalam acara itu Danilla perform bersama Soloensis, Pathetic Waltz, dan Sonny Wisnu. Perform Danilla di Solo ini adalah pertunjukan yang saya lihat jadi saya hanya akan bercerita sewaktu di Solo saja. Karena rencananya mau lihat di Jogja juga tapi ketiduran dan lupa acara dimulai jam 4 disana (ahh sudahlah) :P

Di Solo kemarin adalah tempat kedua dari jadwal tur kecil "Telisik Jawa Tengah", setelah sebelumnya menyambangi kota Semarang dan kota terakhir di Jogja. Untuk di Solo kemarin Danilla naik panggung sekitar jam 8.45 dan berakhir jam 10an malam. Kesan pertama saya sewaktu melihat Danilla langsung adalah "ternyata dia lebih cantik dari yang saya lihat di video-video live/streaming" (hehe). Soal penampilan dan suara, dia lebih menyejukkan ketika live perform. Suara nan lembut ditunjukkan di semua lagu yang dibawakan malam itu. Lagu pertama yang dibawakannya adalah Oh No! (Trembling Theory), pendahuluan yang mengantar penonton untuk maju kedepan melihat talenta gadis cantik itu. Usai itu kemudian dsusul oleh lagu lainnya seperti Senja Di Ambang Pilu, Berdistraksi, Buaian, Terpaut Oleh Waktu, Wahai Kau, Ada Disana. Disela-sela pertunjukan Danilla menyapa penonton yang sudah hadir disana. Gaya bicaranya lemah lembut, pelan dan agak pemalu benar-benar memabukkan pria-pria yang nonton disana (termasuk saya haha).

Berbicara 'memabukkan', salah satu lagu dari album Telisik yang memabukan saya ketika pertama mendengarnya yaitu Terpaut Oleh Waktu. Nomor bernuansa blues/jazzy mengalun lembut dengan nuansa sendu vokal Danilla yang dibawakan juga malam kemarin. Sungguh seperti sebuah relaksasi masal, pembawa kedamaian yang seolah berkata "santailah, takkan ada waktu yang mengejarmu". Oh iya, dalam pentas kemarin Danilla juga meng'cover lagu klasik dari maestro asal Solo, Gesang yaitu Bengawan Solo. Lagu keroncong yang digubah jadi 'cheezy' tidak mengurangi keindahan lagu aslinya. Di penutupan pertunjukan, Danilla memilih lagu Ada Di Sana yang juga merupakan single kedua yang baru-baru ini dirilis video klipnya. Selesai lagu tersebut rasanya masih kurang puas bagi saya, dan begitu pula penonton lain yang selanjutnya meminta membawakan 1 lagu lagi sebagai Encore. Danilla tersenyum melihat penonton yang antusias meminta 1 lagi penutup dan langsung dibawakannya tembang My Favourite Things sekaligus benar-benar menutup pentas malam itu.

Selesai turun panggung Danilla beristirahat bersama rekan bandnya, saya dan teman-teman yang sudah membawa CD untuk ditandatangani tak melewatkan waktu itu untuk sekedar 'meet and greet' maupun berfoto bersama. Saya menjadi orang terdepan mengawal rombongan penonton lain yang tiba-tiba sudah ada dibelakang saya untuk ikut bertemu bersama Danilla. Sambutan hangat Danilla dan bang Lafa ketika saya meminta waktu untuk menandatangani CD Telisik saya. Hehe.. Danilla juga dengan ramah meladeni foto bersama saya dan orang lain itu. Memang saya tak bisa banyak ngobrol dengan Danilla dan rekan-rekan karena mereka juga harus beristirahat untuk melanjutkan tur ke Jogja (hari ini). Berawal dari kesukaan saya akan band trihop/jazz, britpop, shoegaze seperti Portishead, Coldplay, Sigur Ros, ternyata ada musisi lokal yang seakan meleburnya jadi identitas musiknya. Ini sesuatu yang bagus untuk sebuah debutan dari salah satu musisi jenius dan seksi, seksi dalam arti musik yang begitu menyenggama telinga setiap hari mendengarkannya. Saya berharap Danilla akan terus berkarya menghasilkan musik yang pintar, jujur dan tentunya menyenangkan. Sekian sedikit catatan saya dari Danilla, yang menjadi idola baru saya beberapa bulan ini dengan album unik "Telisik" dan rangkaian tur "Telisik Jawa Tengah". Semoga lain waktu bisa bertemu dan menyaksikan Danilla bersenandung kembali, dan pastikan ADA DI SANA! :D
Read more ...

Sunday, 7 September 2014

Metallica Dan Eminem Masuk Dalam Guinness Book of Record

Metallica dan Eminem masuk dalam Guinness Book of Record
Eminem dan Metallica

Metallica dan Eminem masuk dalam Guinness Book of Record. Kemarin tepatnya tanggal 5 September si rapper kulit putih fenomenal, Eminem masuk dalam Guinness Book of Record. Mengapa Eminem bisa masuk dalam buku sejarah rekor dunia itu? Prestasi tersebut didapat Em (panggilan Eminem) karena lagu Rap God dari album The Marshall Mathers LP2. Dilagu itu, Em ngerap menggunakan 1560 kata dalam lagu berdurasi 6 menit 4 detik. Itu adalah sebuah rekor hebat karena dilagu Rap God rata-rata Eminem mengeluarkan 4,28 kata hanya dalam 1 detik. Dan pada verse tertentu seperti ketika ia masuk 'supersonic speed', Em menceploskan 97 kata hanya dalam 15 detik. Ini adalah prestasi kesekian dari Eminem setelah sebelumnya dia dinobatkan RMIIA sebagai satu-satunya musisi yang mendapatkan dua penghargaan. (baca: Eminem Meraih Dua Digital Diamond Award)

Selain Eminem, ada juga musisi yang mendapatkan penghargaan dari Guinness Book of Record yaitu grup thrashmetal legendaris, Metallica. Pioner musik thrash ini memperoleh apresiasinya karena Metallica menjadi satu-satunya band yang berhasil menyelesaikan tur di tujuh daratan dalam setahun. Mereka menjalani tur selama tahun 2013, tujuh daratan itu meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Afrika, Eropa, Australia dan Antartika.

Para anggota Metallica yaitu James Hetfield, Lars Ulrich, Kirk Hammet, Robert Trujillo merasa tersanjung dan senang sebab itu adalah sebuah pencapaian berbeda oleh band yang telah berdiri lebih dari 30 tahun ini. Mengenai konser Metallica di Antartika, mereka disana bermain dihadapan 120 ilmuwan, pemenang kontes Metallica dan pinguin-pinguin. Konser di Antarika itu diadakan tanggal 8 Desember 2013 silam. Sementara buku Guinness Record edisi 2015 bisa mulai didapatkan di Amazon.com.

Terima kasih telah setia mengunjungi portal ini dan menjadikannya panduan berita-berita musik terkini. Tentunya kepercayaan ini akan saya jaga dengan terus memberikan berita yang akurat dan valid. Jika kamu suka artikel ini, silahkan share/bagikan lewat Facebook, Twitter, G+.
Read more ...

Friday, 22 August 2014

Obituary Mengeluarkan Teaser Album Terbaru, Inked In Blood



Selamat pagi metal militia, bagaimana kabar kalian? Legenda deathmetal asal Florida, Obituary hari ini mengeluarkan teaser album baru mereka, Inked In Blood. Kabar ini tentu menggembirakan bagi metalhead yang sudah mengantisipasi karya terbaru mereka.

Dalam teaser album tersebut memuat cuplikan 3 lagu yang dicomot dari Inked In Blood yaitu Visions In My Head, Violence, dan Inked In Blood. Pertama mendengarkannya terasa segar sound yang dibawakan walau dengan durasi yang pendek sekitar 30 detik. Rencananya Obituary merilis album Inked In Blood pada 28 Oktober mendatang lewat Relapse Record. Selain itu Obituary juga mempunyai jadwal tur Amerika Utara bersama Death To All, Massacre, Rivers of Nihil dan di beberapa jadwal tur turut pula Untimely Demise.

Simak teaser album baru Obituary - Inked In Blood dibawah ini!

Read more ...

Monday, 11 August 2014

Review Film: Step Up All In



Hai sobat, lama sekali rasanya saya tak mengupdate tentang film disini karena saya juga tengah sibuk membangun blog lain, tipsunik-kesehatan.blogspot.com (kunjungi yah). Oke pada kesempatan kali ini saya mau mereview film yang sekarang sedang tayang di bioskop, Step Up All In. Film sekuel kelima dari seri Step Up ini menceritakan Sean (bintang dari Step Up 4, yang diperankan oleh Ryan Guzman) yang berjuang hidup bersama kru dance nya, The Mob di Los Angeles. Karena merasa tidak kuat bertahan di kota LA serta tidak mampu bayar sewa apartemen, The Mob memutuskan kembali ke Miami. Tapi Sean bersikeras bertahan dan memaksa kru nya untuk menetap, sayangnya The Mob sudah bulat kembali ke Miami.

Suatu ketika Sean benar-benar putus asa dan iseng mencari kompetisi dance di internet. Akhirnya dia menemukan The Vortex, kompetisi menari yang berhadiah besar. Sean yang kini tak punya tempat tinggal, meminta bantuan pada kawan lamanya Moose (Adam G.Sevani, bintang Step Up 2,3,4). Moose memberi Sean tumpangan tempat tinggal di sanggar tari milik kakek neneknya. Disana dia mengajak Moose membuat kru dance baru agar bisa ikut serta dalam The Vortex. Awalnya Moose enggan, tapi kemudian didorong kekasihnya, Camile (Alyson Stoner, dia muncul di Step Up 1 & 3) dan Moose bergabung. Moose merasa butuh bantuan kawan baiknya yang mempunyai skill dance hebat yaitu Andie (Briana Evigan, dia bintang utama di Step Up 2 The Streets). Setelah turut sertanya Andie, maka Sean dan Moose mulai mencari anggota lain dengan menghubungi kawan lamanya. Yang saya pribadi nantikan adalah berkumpulnya orang-orang MSA dari Step Up 2 yaitu Kido, Monster, Hair (saya kira lebih banyak lagi ternyata cuma itu). Keikutsertaan orang dari Step Up 3 juga mengisi kru dance yang akhirnya dinamai LMNTRIX ini.

Pada babak eliminasi The Vortex, LMNTRIX dipertemukan kembali dengan The Mob. Eddy (Misha Gabriel) selaku ketua dan semua anggota The Mob merasa dikecewakan Sean yang tidak meminta bantuan untuk ikut kontes dance ini, tapi malah membentuk LMNTRIX, disinilah konflik internal dimulai. Cerita berlanjut LMNTRIX mengalahkan The Mob, dan di final mereka berhadapan The Knight Grim. Singkat cerita, Kido dan Chad mengetahui bahwa The Vortex adalah kompetisi yang sudah diatur, semata hanya untuk mengangkat ratting acara di televisi. LMNTRIX jadi kacau, merasa takkan mendapat hasil apa mereka berniat mengundurkan diri. Sean yang sendirian berusaha meyakinkan kru nya agar tetap tampil memberi kejutan pada penyelenggara. Ide itu didukung Andie, dan LMNTRIX tampil keren mengejutkan.


Mengenai film seri kelima Step Up ini saya menyukainya karena lebih baik dari Step Up 4 (yang menurut saya itu seri Step Up yang jelek). Plot cerita masih sama tentang bagaimana mencari uang dalam kompetisi menari tapi saya suka. Andie/Briana Evigan adalah aktris kesukaan saya semenjak di Step Up 2 dia ngedance dengan sangat memukau. Dan memang The Street adalah seri Step Up terfavorit saya. Ditambah muncul kembalinya Moose membuat cerita lebih lucu. Di All In, Moose badannya jadi gede padahal di Step Up 2,3,4 dia masih kurus (saya cukup terkejut). Begitu pula Andie yang dulu (Step Up 2) dia tomboy, kurus, kini menjadi feminim dan agak gemukan, jadi yahh kurang menggigit kayak dulu tapi tetep cantik kok :D. Untuk penilaian Step Up All In saya memberi 7 dari 10 atas cerita menarik, dance yang lebih variatif dan keren, dan munculnya orang-orang dari seri terdahulu. Film ini sangat saya rekomendasikan untuk kalian yang mengikuti Step Up dari seri pertama. Bukan hanya untuk anak dance atau B-Boy, tapi semua orang bisa melihat ini. Saya saja bukan anak dance, tapi sangat suka Step Up. Jika kalian suka artikel ini, silahkan share/bagikan lewat tombol Facebook, Twitter, G+ dibawah ini! Jika kalian mempunyai pertanyaan silahkan tinggalkan komentar dibawah! Okay, thanks

Kunjungi pula Tips Unik Kesehatan untuk mendapat tips,cara yang bermanfaat untuk kesehatan.
Read more ...
Designed By